SI KING ATAU KITAB SANJAK
Kitab ini berisi kumpulan nyanyian-nyanyian rakyat berbagai negara, nyanyian-nyanyian pujian untuk upacara di istana dan nyanyian-nyanyian pujian untuk mengiringi upacara ibadah. Pada jaman dinasti Ciu, tiap-tiap negeri bagian mem- punyai petugas-petugas untuk menghimpun nyanyian-nyanyian itu. Menurut Kitab Ciu Lee (Kesusilaan Dinasti Ciu) yang ditulis Ciu Kong Tan (abad XII SM), salah satu tugas Guru Besar Musik ialah mengajarkan cara mengklasifikasikan nyanyian-nyanyian itu apakah termasuk Hong (Nyanyian rakyat/adat istiadat ), Hut bersifat menceritakan), Pi (bersifat perumpamaan), Hien (bersifat sindiran/sanjungan) Nge (bersifat puji- pujian) atau Siong ( bersifat pujaan). Tidak ku- rang dari 3000 nyanyian dibaca Nabi Khongcu, dan dari jumlah itu dipilih 311 buah untuk di- berikan kepada murid-murid. Umur nyanyian/ sanjak ini yang tertua berasal dari jaman dinasti Siang ( 1766 SM 1122 SM) dan yang termuda berasal dari jaman Ciu Ting Ong ( Kaisar dinasti Ciu yang memerintah 606 SM 586 SM).
Pada jaman dinasti Han dikenal empat versi Kitab Sanjak:
1. Lo Si (Si King dari Negeri Lo) disusun oleh Sien Pwee. Pada waktu beliau berusia 80 ta- hun, raja Han Bu Tee (140 SM 87 SM) telah mengirim utusan kepadanya untuk me- minta naskah Si King yang disusunnya. Ia memperoleh pengetahuan Kitab itu dari Hau Kiu Poo dari negeri Cee. Salah seorang mu ridnya yang termasyhur ialah Khong An Kok.
2. Cee Si ( Si King dari negeri Cee) disusun oleh Wan Ko yang hidup pada jaman kaisar Han King Tee ( 156 SM 141 SM) dan wa- fat pada jaman Han Bu Tee dalam usia lebih dari 90 tahun. Salah seorang muridnya yang terkenal ialah He-ho Sicong, seorang pujang- ga yang termasyhur waktu itu.
3. Han Si ( Si King oleh orang Marga Han), disusun oleh Han Ing yang hidup pada jaman kaisar Han Bun Tee (179 SM 157 SM), Han King Tee, dan Han Bu Tee. Han Ing adalah orang asal negeri Yan.
4. Mo Si ( Si King oleh orang marga Mo), di- susun oleh Mo Hing, seorang dari negeri Lo. Kitab inilah yang tetap lestari sampai saat ini. Menurut Kitab Sam Ji King Cu Kai Pwee Yau, versi Si King ini oleh Nabi Khongcu diturun- kan kepada Cu Khong, Cu Kbong diturun- kan kepada Lo Sien, Lo Sien kepada Kwi Khok, Kwi Khok kepada Bing Tiongcu, Bing Tiongcu kepada Kien Locu, Kien Locu ke- pada Sun Khing (Suncu), Suncu kepada orang dinasti Han, Mo Hing dari negeri Lo, dan Mo Hing kepada Mo Tiang dari negeri Thio.
Kitab Sanjak ini dibagi menjadi empat bagian :
- Kok Hong ( Nyanyian Rakyat Berbagai Ne- geri), 160 sanjak.
- Siau Nge ( Pujian Kecil), 80 sanjak ( dari jumlah itu terdapat 6 nyanyian yang tinggal judulnya ); dilagukan untuk mengiringi upacara di istana
- Tai Nge (Nyanyian Pujian Besar), 31 sanjak, berisi puji-pujian untuk Nabi Ki Chiang (Rajasuci Bun ).
- Siong ( Nyanyian Pujaan) untuk mengiringi upacara peribadahan. Bagian ini merupakan kumpulan nyanyian yang paling tua usianya.
Si King juga disebut Pa King atau Kitab Kuncup Bunga karena berisi bermacam peristiwa, nama- nama bunga, hewan dan sebagainya. Yang utuh tinggal 305 nyanyian terdiri atas 39.222 huruf.
Contoh petikan dari Si King:
Sanjak nomor 166.
THIAN PO0 (TUHAN MELINDUNGI)
THIAN ( Tuhan YME) melindungimu
Dengan Rakhmat Sentosa
Merakhmatimu keteguhan Iman, bahagia apa tak mekar
Merakhmatimu kebaikan, semuanya berkelimpahan.
.................
Sanjak nomor 52.
SIANG SU ( BIARPUN TIKUS)
Biar tikus, dia punya tubuh (Thee)
Betapa orang tak punya susila (Lee)
Bila orang tanpa Susila
Untuk apa tak lekas binasa.
.................
Sanjak nomor 260.
PAN
Hormatilah murka Tuhan
Jangan berani bermain, bermalas!
Hormatilah perubahan sikap Tuhan,
Jangan berani memperturut keinginan!
Tuhan Yang Maha Besar sungguh Maha Tahu !
Mengikuti engkau kemana pergi.
Tuhan Yang Maha Besar sungguh Maha Melihat!
Mengikuti kemana engkau ngembara.
Sanjak nomor 241.
Bun Ong (Rajasuci Bun )
Rajasuci Bun di tempat tinggi,
Gemilang di angkasa !
Negeri Ciu biar negeri tua,
Firman Tuhan terpelihara baru
Tidakkah jelas tentang negeri Ciu,
Firman Tuhan tidak dikaruniakan selalu,
Rajasuci Bun, naik turun, di kiri kanan Tuhan
Sanjak nomor 306.
Piet Kiong
Betapa bersih damai pura suci
Sungguh kokoh sempurna.
Darinya kukenang Bunda Kiang Gwan
Kebajikannya tak pernah goyah
Maka berkenanlah Tuhan Yang Maha Tinggi
Tanpa luka tanpa bahaya
Setelah genap bulannya,
lahirlah Ho Chik
..................
Komentar
Posting Komentar